Sejak SD saya sudah mengenal Koperasi dari KUD, Koperasi Nelayan, Koperasi Guru sampai Koperasi Simpan Pinjam. Tapi akhir-akhir ini Koperasi yang terakhir ini yang lebih banyak dibanding yang lainnya. Anda bisa lihat disana-sini ada banyak KSP dengan nama yang bermacam-macam.
Kalau mau dilihat lebih dekat, apa sih kerjaan dari Koperasi jenis ini. Sejatinya dalam bentuk Koperasi ada anggota yang menyimpan maka ada juga anggota yang meminjam. Lalu kalau ada keuntungan dari Koperasi akan dibagikan ke semua anggota. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, lebih mirip Rentenir terselubung.
Debt Collector-nya kalau menagih pakai kartu yang diisi kalau debitor (yang ngutang) mau bayar. Terkadang Debt Collector minta biaya penagihan di luar cicilan utang . Ya, ini mengingatkan saya saat ibu saya dagang di pasar. Banyak rentenir yang melakukan hal ini bagi pedagang yang kekurangan modal.
Lalu dimanakah semangat Koperasinya? Semangat untuk membangun ekonomi kerakyatan sudah hilang.
Bahkan tak jarang saya lihat di depan Koperasi seperti itu terparkir mobil-mobil bagus kayak CRV atau minimal Kijang kapsul. Kalau tiap hari parkir disana, ya mungkin itu bos-nya atau pemodalnya.. Jadi yang Koperasi Simpan Pinjam lebih ke arah mencari keuntungan bukan lagi bertujuan menggerakkan ekonomi rakyat yang sudah semakin terjepit masalah.
Saya sendiri berharap Koperasi bisa seperti dulu menjadi soko guru ekonomi yang bisa berdaya guna dan bisa bermanfaat lebih. Bukan sekedar sebagai tempat ngutang lalu bayar dengan bunga yang jelas itu riba kalau memang dijadikan tujuan bisnis.
SUMBER : IncridiBLOG
No comments:
Post a Comment