Thursday, May 20, 2010

Kebun Raya Punya Perpustakaan Digital

Pengunjung Kebun Raya Bogor kini tidak hanya dapat menikmati kerindangan aneka pepohonan dan tanaman langka tetapi juga layanan perpustakaan digital.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Mustaid Siregar, Selasa (18/5), mengatakan, kehadiran perpustakaan digital itu dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan Kebun Raya Bogor sebagai pusat konservasi. "Perpustakaan digital salah satu layanan terbaru yang ada di Kebun Raya Bogor," katanya.

Penggunaan perpustakaan digital tersebut diresmikan bersamaan dengan peringatan hari ulang tahun Kebun Raya Bogor yang ke-193, Selasa. Mustaid mengatakan, perpustakaan digital diharapkan membantu para pengunjung Kebun Raya yang ingin mendapatkan informasi secara praktis tanpa media buku.

Kehadiran perpustakaan digital ini merupakan pengembangan dari perpustakaan yang sudah ada di Kebun Raya yang memiliki luas 87 hektar dengan 15 ribu jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Ia mengatakan, perbedaan antara perpustakaan digital dan perpustakaan konvensional yang sebelumnya ada terletak pada layanan yang disediakan seperti mengisi buku tamu secara digital.

Di perpustakaan itu, disediakan empat buah komputer yang dapat diakses para pengunjung yang hendak mencari literatur. "Jika pengunjung tidak sempat membaca (buku) di perpustakaan, kami menyediakan layanan buku digital dengan memberikan soft copy buku dalam bentuk file," kata Pengawas Perpustakaan, Sutarsyah.

Menurut Sutarsyah, pengelola perpustakaan digital ini tidak hanya memberikan layanan baca di tempat dan peminjaman, tetapi juga layanan pojok anak, penggandaan bahan, dan scanning. "Layanan peminjaman hanya khusus untuk karyawan dan staf LIPI, sedangkan pengunjung umum hanya bisa memfotokopinya," jelasnya.

Sejauh ini, perpustakaan Kebun Raya Bogor memiliki enam ribu koleksi berupa buku, majalah, karya tulis, artikel, laporan eksplorasi dan artikel perkebunrayaan. "Yang membedakannya dengan perpustakaan lainnya yaitu Perpustakaan Kebun Raya Bogor merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan buku-buku tentang botani," katanya.

Tinggal di kandang KAMBING





Nasib Ida (72) sungguh memprihatinkan. Di usia senja, hidupnya justru makin pedih.

Ibu tiga anak itu adalah salah satu korban kebijakan Pemerintah Kota Tangerang. Nenek beberapa cucu itu kini terpaksa harus tidur di kandang kambing karena rumah gubuknya sudah rata dengan tanah, dibuldoser Pemkot Tangerang dua pekan setelah Lebaran 2009.

"Saya memang bukan orang asli Tangerang. Saya dari Pemalang, tapi saya tinggal di Kampung Sewan Bedeng ini sejak tahun 1975 sewaktu masih hutan," ucap Ida ketika ditemui, Senin (17/5/2010).

Ida tercatat sebagai warga Kampung Sewan Bedeng, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari. Dia digusur karena tinggal di bantaran Sungai Cisadane. Nasib Ida tiba-tiba menjadi sorotan seiring dengan rencana penggusuran warga China Benteng di Kampung Tangga Asam, Lebakwangi, dan Kokun.

Menurut Ida, ketika rumahnya digusur oleh Satpol PP Kota Tangerang, ada ratusan rumah bilik dan semipermanen yang memadati Kampung Sewan Bedeng. Mereka umumnya adalah warga yang terpinggirkan karena ketidakadilan.

"Kebanyakan bermata pencaharian tukang asongan," ujar buruh pengupas kacang dengan upah Rp 2.000/kg itu.

"Saya tak bisa berbuat apa-apa. Rumah sudah tidak punya, mau tinggal di mana lagi? Ya, terpaksa tinggal di kandang kambing milik tetangga, meskipun bau," ujar Ida seraya menyeka air mata.

Tiga anaknya memang tinggal di Sewan Bedeng. Namun, nasib mereka juga tidak jauh beda. Hidup miskin dengan rumah kecil berdinding anyaman bambu.

Nasib Ida yang memprihatinkan itu sempat membuat anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI-P, Budiman Sudjatmiko, terenyak. Mantan aktivis itu seolah tidak percaya, di era reformasi ini masih ada rakyat Indonesia yang hidup tidak lazim.

"Bangsa ini sudah 65 tahun merdeka. Tapi ternyata masih ada yang hidup di kandang kambing. Ini sungguh tidak manusiawi. Negara harus bertanggung jawab!" ujar Budiman ketika berkunjung pekan lalu.

Camat Neglasari H Habibullah mengaku tidak tahu ada warganya yang tinggal di kandang kambing. "Tak ada laporan bahwa ada yang tinggal di kandang kambing. Pak Lurah juga tidak lapor," ucapnya.

Menurut Habibullah, di Kecamatan Neglasari ada tujuh kelurahan. Empat di antaranya bersinggungan langsung dengan bantaran Sungai Cisadane, yakni Kelurahan Mekarsari, Kedaung Wetan, Kedaung Baru, dan Selapajang. "Jumlah keluarganya ada sekitar 250," katanya.

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Neglasari, kawasan bantaran Sungai Cisadane akan dijadikan ruang terbuka hijau. "Sangat berbahaya jika ada warga yang tinggal di situ," kata Habibullah.

"TPD", Robot Cerdas Pemadam Api ITB

Kreativitas dan inovasi tiga mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Ardya Dipta Nandaviri, Syawaludin Rachmatullah, serta Adhi Ichwan Kurniawan, berbuah manis. Robot cerdas pemadam api yang mereka beri nama "The Power of Dreams" (TPD) berhasil mengukir prestasi ITB hingga ke kontes robot internasional di Trinity College, Amerika Serikat (AS).


Kita pakai kipas yang diperoleh secara gratis dari bonus pembelian baterai.
-- Ardya Dipta Nandaviri

Robot yang menghabiskan waktu pengerjaan selama 6 bulan itu, merupakan robot bertipe kaki enam (hexapod) berbentuk seperti laba-laba, yang digerakkan oleh servo-servo. Dilengkapi sensor kompas ultrasonik dan navigasi, robot TPD mampu mendeteksi lokasi adanya api, yang kemudian bergerak secara acak dan memiliki arah dan jalur yang paling efisien menuju ke lokasi api tersebut.

Setibanya di lokasi yang dituju, robot TPD akan memadamkan api dengan kipas yang terbenam pada robot tersebut. Setelah menjalankan misinya, robot tersebut akan bergerak kembali ke lokasi asalnya (home) dan melakukan atraksi menari.

"Kita pakai kipas yang diperoleh secara gratis dari bonus pembelian baterai," canda Dipta, salah satu anggota tim.

Disempurnakan

Robot cerdas hasil kreasi tiga mahasiswa ITB tersebut membawa berbagai sejarah penting dalam mengukir prestasi. Pasalnya, TPD berhasil menjuarai Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) pada 2009 lalu dan didapuk penghargaan "Best Algorythm Award".

Prestasi nasional itulah yang kemudian mengantarkan TPD untuk diikutsertakan dalam lomba tingkat internasional. Bahkan, setelah diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendiknas RI, TPD kemudian diperlombakan kembali dalam kontes robot internasional "The Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest" di AS, pada 11 April 2010 lalu.

Pada kontes tersebut, TPD diletakkan dalam ruangan labirin dan diuji kehebatannya dalam kecepatan dan keakuratan memadamkan api. "Dari KRCI ke kontes internasional itu, kita berhasil menyempurnakan gerak sinkron pada servo," tambah Dipta dalam siaran persnya kepada Kompas.com, Kamis (20/5/2010).

Setelah melalui berbagai penyempurnaan, lanjut Dipta, khususnya pada bagian mekanik, robot cerdas TPD akhirnya berhasil meraih peringkat keempat dalam kontes internasional tersebut. Adapun kontes tersebut juga diikuti dua tim lain dari Indonesia, yaitu Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Surabaya, untuk kategori robot beroda.

Saat ini, kata Dipta, dengan prestasi yang telah dicapainya itu, tim "The Power of Dreams" terus berusaha menyempurnakan TPD.

Surga PERANCIS

Bila anda pernah mengunjungi menara Eiffel dan terkagum-kagum oleh kemegahannya, maka di kota Cassis anda akan lebih terpukau melihat banyaknya teluk karang yang menjadi pemandangan luar biasa terpampang di depan mata.

DINI KUSMANA MASSABUAU

Saya sangat menghargai sajian alam yang dipersembahkan oleh kota kecil surganya Perancis ini.

Kota Cassis yang beada di daerah Bouches-du-Rhône, merupakan kota kecil dengan pemandangan lautan berwarna biru langit. Warna biru yang bermain begitu mempesona, dengan perahu nelayan hingga kapal besar berlayar di atasnya. Saya sekeluarga sangat menyukai lautan, namun lautan di daerah Côte d'azur ini terasa sangat lain, setiap mata yang bertemu dengan birunya lautan ini langsung mendecak kagum...

Sebenarnya kota Cassis terkenal lebih karena teluk karangnya, bahkan menurut banyak turis terindah se-Eropa. Namun tak berarti kota tua Cassis tak memiliki keistimewaan. Dari Paris menuju kota tempat banyaknya jutawan tinggal ini, tidak ada kereta atau pesawat langsung, harus melewati kota besar Marseille. Dengan kereta cepat TGV Paris – Marseille 3 jam lamanya perjalanan lalu menyambung dengan kereta daerah hingga Cassis sekitar 20 menit. Periode terbaik mengunjungi kota ini adalah bulan Mei hingga Juni.

Kota Cassis selama masa Romawi, merupakan bagian dari jalur perdagangan maritim dengan Afrika Utara dan Timur Tengah yang dibuat oleh Kaisar Antoninus Pius. Dulunya kota Cassis merupakan kota nelayan dan perajin kerang, kini boleh dibilang sebagai tempat tujuan utama turis menikmati lautan mediterania dan mengagumi teluk karangnya yang menawan.

Apa saja yang harus dilihat dan dikunjungi di sini? Menyingkap kota tua Cassis, saran saya dengan berjalan kaki, karena kota ini memiliki banyak jalanan kecil dengan tangga yang lebih bisa kita nikmati dengan berjalan kaki. Beberapa butik unik yang menawarkan produk daerah dengan dekorasi cantik menjadi penghibur hati. Restoran atau kafe pun bisa kita temukan di beberapa jalanan kecil di sini.

Mengenai peninggalan sejarah, saya akui tak terlalu banyak yang bisa dilihat, ada kastil Cassis yang sayangnya hanya bisa dilihat dari kejauhan selebihnya ada beberapa monumen atau museum yang bisa kita datangi secara gratis.

Kota pelabuhan ini memang lebih menawarkan pesonanya dari segi panoramanya sendiri. Restoran serta kafe menjadi tempat pilihan bagi turis menikmati pelabuhan, pantai dan lautan. Saran saya, nikmatilah dengan berjalan kaki menyusuri pantai serta pelabuhan sepanjang kota ini, melihat perahu nelayan kayu berwarna warni. Pantai yang bersih tempat beristirahat dengan nyaman, beberapa restoran bahkan menawarkan kita untuk menikmati sajian makanan dan minuman di atas kursi panjang di pinggir pantai.

Kantor turis informasi berada di pelabuhan juga, di sini kita bisa meminta peta sekaligus guide gratis. Di kantor penerangan ini juga terdapat informasi wisata yang menjadi tujuan utama para turis, yaitu melihat keindahan teluk karang dengan kapal layar.

Calanques

Datang ke Cassis tanpa melihat lembah serta teluk karang yang terkenal sebagai surga kecil Perancis ini bagaikan datang ke Paris tanpa mengunjungi menara Eiffel. Melihat teluk karang atau di perancis disebut Calanque, bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pilihan saya dengan kapal layar wisata dan berjalan kaki. Kapal wisata menawarkan berbagai pilihan kunjungan, yaitu dari mulai hanya melihat satu teluk karang dengan harga mulai dari 13 euros hingga beberapa teluk karang.

Dua cara saya lakukan, dua pengalaman yang berlainan terekam dalam ingatan. Dengan kapal layar saya melihat bagaimana indahnya dan agungnya ciptaan Tuhan terlihat begitu megah menonggak kepala saya terpukau melihat lembah menjulang tinggi di dua sisi dan kapal layar kami berlayar ditengahnya.

Dengan berjalan kaki, jiwa sportif sangat dibutuhkan! Karena jalanan menuju Calanque menanjak dan menurun. Dari kota menuju teluk karang berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 25 hingga 35 menit, tergantung kaki kita terbiasa berjalan atau tidak. Sepanjang perjalan kaki, mata kita akan dipertemukan dengan banyaknya rumah pribadi mewah. Rumah-rumah megah dengan teras menghadap ke lautan bahkan beberapa tempat tinggal dengan pantai pribadinya.

Setelah setengah berjalan, rasa letih akan terhapus melihat panorama yang menakjubkan. Dari atas bukit inilah kita bisa melihat teluk karang bagaikan terbagi dua dengan air laut mengalir dan kapal-kapal berlabuh serta berlayar di air biru langit. Kapal-kapal terlihat kecil bagaikan terjepit di antara karang tajam. Kemudian sebuah kapal melaju hingga ketengah lautan bagaikan terbebas dari himpitan dua lembah raksasa. Angin di daerah ini sangat kencang bertiup menambah ekspresi dari kekuatan alam.

Saya sangat menghargai sajian alam yang dipersembahkan oleh kota kecil surganya Perancis ini. Bagi saya pribadi Calanque merupakan salah satu anugerah Tuhan yang luar biasa, panorama alam yang mempesona. Itulah Perancis Selatan.

She is My Dream

SEXY :)
SENSUAL :D
ANGGUN :)
CANTIK :)




Sahabat

Hidup ini tak sempurna
Khayalan tak selalu nyata
Sahabat jangan pernah menyerah


Jangan berhenti berharap
Kita ini yang terkuat
Saatnya jadi peran utama


Aku bisa kaupun bisa
Meraih mimpi setinggi bintang berkilau
Bersamamu ku percaya
Kita ditakdirkan jadi yang terhebat


Marilah genggam tanganku
Berlari kita terpacu
Jangan pernah ada ragu
‘tuk jadi yang nomer satu


Rintangan paling berarti
Rasa takut dalam diri
Selama kita sehati
Mimpi kita takkan mati

Sahabat..

Sahabat..
Sahabat..
Ooo sahabat..

Kelebihan Sekolah Alam - lifestyle.okezone.com

Kelebihan Sekolah Alam - lifestyle.okezone.com

Sekolah Alam

Kelebihan sekolah alam (Foto: Corbis)

SEMENTARA banyak orangtua berlomba memasukkan anaknya ke sekolah favorit atau internasional, tapi tidak sedikit orang tua yang justru melirik sekolah alam. Apa istimewanya sekolah ini?

Namanya sekolah alam sudah pasti sekolah ini mengambil tempat di sebuah area luas yang kental dengan nuansa alamnya. Ruang kelas digantikan dengan saung-saung atau rumah pohon dengan kapasitas yang mampu menampung sekitar 30 siswa.

Kursi-kursi pun ditiadakan. Sebagai gantinya, baik guru maupun siswa lesehan di kelas. Anak-anak tampak bebas berkeliaran dan bermain di arena perkebunan atau memerhatikan sejumlah hewan peliharaan sekolah hidup dan tumbuh. Ya, inilah sekilas pemandangan yang ada di hampir setiap sekolah alam.

Pada dasarnya sekolah alam mencoba mengajak siswa untuk memaknai konsep fitrah, di mana sekolah bukan lagi sebagai beban, tetapi realitas kehidupan yang karenanya ilmunya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Masing-masing sekolah mempunyai cara tersendiri untuk membuat kegiatan belajar-mengajar jauh dari kesan membosankan, bahkan menakutkan. Seperti yang dilakukan Sekolah Pesona Alam (SPA).

Sekolah yang terletak di Bogor ini diperuntukkan bagi usia preschool. Sekolah ini mempunyai sistem Zero Mind Process, yang mengondisikan siswa yang datang ke sekolah untuk siap menerima pelajaran.

“Kami mempunyai cara unik untuk memulai pelajaran,” ungkap Irma Pramiati selaku staf di SPA.

Siswa datang disambut dengan pelukan oleh guru kelas, mereka pun diminta untuk menceritakan pengalaman mereka di hari sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan senam dan bermain, sebelum akhirnya memulai kegiatan utama.

”Nah, dengan begitu anak-anak lebih siap menerima pelajaran,” imbuh Irma.

SPA menyandarkan kurikulumnya pada tiga pilar, yakni pengembangan akhlak melalui teladan, pengembangan logika dan daya cipta, serta pengembangan kepemimpinan dengan outbound dan training. Pengembangan akhlak melalui teladan dilihat siswa melalui guru mereka sebagai teladan.

Setiap melakukan pekerjaan,sang guru selalu mengajak siswa untuk memulai dan mengakhiri dengan berdoa. Adapun pengembangan logika dilakukan melalui berbagai kegiatan utama, seperti melukis, mewarnai, maupun membuat karya dari alam sekitar.

Lain lagi dengan Sekolah Alam Ciganjur (SAC) yang memiliki jargon learning is fun for us. Sekolah ini berupaya mengajak siswa untuk memanfaatkan alam sebagai media murah untuk mentransfer ilmu kepada para murid secara optimal.

“Alam memberi banyak inspirasi dan mengajak berpikir realistis. Kami percaya, semakin dekat anak dengan alam, dia akan tumbuh menjadi seorang yang bijaksana,” kata kepala Sekolah SAC Novi Hardian.

Pendekatan Experiental Learning diberikan kepada siswa oleh sekolah alam ini. Hal ini sekaligus yang menjadi titik pembeda antara sekolah konvensional dan sekolah alam.

Metode ini berprinsip, guru bukan sebagai pusat belajar namun murid itu sendiri. Jadi, lewat pendekatan ini guru hanya sebagai media yang memfasilitasi.

Menurut Ani Rahmawati selaku staf pengajar di SAC, metode experiental learning mengasah murid didiknya untuk lebih peka pada persoalan serta berpikir kritis. Bahkan dirinya mengaku menemukan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh para siswa. Kendati demikian, keadaan ini pula yang membuatnya kian berdecak kagum.

”Lewat metode ini, siswa tidak dijejalkan berbagai rumus. Tetapi mereka ditunjukkan caranya, nanti mereka sendirilah yang akan menemukan rumus itu,” beber Ani.

Kurikulum sekolah alam menjadikan alam sebagai pusat belajar. Tidak heran, sebanyak 75 persen kegiatan belajar-mengajar dilakukan di outdoor, sedangkan selebihnya baru dilakukan di dalam kelas.

“Sejatinya hakikat belajar bisa dilakukan di mana saja, makanya tidak masalah belajar di lingkungan outdoor,” ujar Novi.

Hal yang sama juga diterapkan di Sekolah Alam Bogor (SAB). Menurut Manajer Program SD Sekolah Alam Bogor (SAB) Yasir Amarullah Mubarok, di sekolah acap kali siswa belajar di luar saung dan mengeksplorasi alam lebih jauh.

Hal ini tidak membuat orang tua lantas mengerutkan kening, sebab SPA memang menjadikan alam sebagai sumber belajar utama.

“Kami memfungsikan alam sebagai media dan bahan ajar, ruang belajar, sekaligus objek pembelajaran,” papar Yasir.

Bagi masyarakat yang masih awam, mungkin melihat sekolah alam sebagai sekolah yang unik dan belum menaruh kepercayaan untuk menyekolahkan anaknya di sini. Meski demikian, sekolah alam ini tetap saja tidak pernah surut peminat.

Bahkan jumlah peminat pun terus meningkat setiap tahun ajaran baru. Seperti SAB yang terus kebanjiran peminat yang mencapai puluhan jumlahnya.Namun, SAB menetapkan kuota hanya sebanyak 48 siswa,setiap kelas terdiri atas 24 siswa.

Bahkan banyak di antara calon siswa yang masuk ke dalam waiting list. Kenaikan peminat juga dialami oleh SPA. Sekolah yang mulanya hanya memiliki belasan siswa, kini dipenuhi siswa yang telah berjumlah puluhan.

”Kami melihat makin banyak orangtua yang mulai melirik sekolah alam sebagai pilihan tepat bagi anaknya,” kata Irma.
(Koran SI/Koran SI/nsa)